Musim Hujan Datang; WASPADA DBD (Demam Berdarah Dengue)

Datangnya hujan setelah lama kemarau, tentu menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan masyaratak. Udara yang sebelumnya panas dan kering kini menjadi lebih teduh dan juga sejuk. Menjadi landasan syukur  bagi seluruh umat di Indonesia.

Namun bersamaan dengan itu, pola hidup mayoritas masyarakat Indonesia yang kurang peka terhadap lingkungan, sering menjadi bumerang bagi pelaku bahkan orang lain yang tidak bersalah. Sampah yang berserakan dimana-mana, ketika hujan akan tergenang air ketika hujan datang. Genangan air tersebut menjadi tempat berkembang biar bagi berbagai patogen terutama yang sering menjadi masalah di Indonesia adalah Nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD). 


Pada tahun 2014, tercatat di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang menderita DBD, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE)

Apakah penyakit DBD (Demam Bedarah Dengue) itu?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan antar manusia melalui gigitan nyamuk jenis Aedes (terutama Aedes aegypti). Nyamuk ini banyak terdapat hampir di seluruh Indonesia terutama daerah tropis (sangat jarang di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpl)).
Faktor lingkungan memiliki peran penting dalam kejadian DBD ini, terutama kerbersihan lingkungan.




Bagaimana siklus penularan DBD?


Virus dengue biasanya akan menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.


Bagaimana ciri-ciri Demam Berdarah Dengue (DBD)?


Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari. 

Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan suportif, ujar Menkes.

Bagaimana cara mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)?


Pola hidup yang sehat antar lini masyarakat terutama menyenai kebersihan, dapat sangat menekan prevalensi terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama dampak negatif yang timbul saat musim penghujan. Departemen Kesehatan RI sangat mewanti-wanti masyarakat Indonesia mengenai hal pencegahan DBD guna menekan pesakitan akibat Virus mematikan tersebut. Berikut brosur mengenai kewaspadaan terhadap Demam berdarah dengue (DBD).

Pencegahan DBD

Depkes RI

Related Posts:

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "