Sianida Disekitar Kita (WASPADA)

Meski tubuh kita bisa mengatasi  racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah serta bijinya.
Banyak makanan kita sehari-hari ternyata mengandung racun sianida dalam jumlah yang sedikit. Mengingat racun sianida sangat berbahaya, haruskah kita membatasi atau bahkan menghentikan mengonsumsi makanan-makanan tersebut, atau ada cara lain untuk menetralisir efek negatifnya? Makanan seperti almond dan kacang lima mengandung senyawa sianida berkadar rendah. Begitupun dengan suplemen vitamin B12, ada yang mengandung sianida juga. Dalam dosis besar, sianida adalah racun yang sangat berbahaya dan pada dosis tertentu, bisa mematikan. Dosis sianida yang berbahaya, umumnya berkisar antara 50 dan 200 mg hidrogen sianida.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kita bisa saja terkena racun Sianida dari berbagai sumber seperti makanan, rokok dan sumber lainnya. Secara alami, ada beberapa bahan makanan yang menghasilkan sianida dosis rendah seperti singkong, kacang lima, kacang merah, bayam, kedelai, rebung, tapioka, kecambah millet, dan almond.
Biji buah-buahan seperti aprikot, apel, dan buah persik juga diduga memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dapat dimetabolisme menjadi sianida. Untungnya, bagian daging buah yang dapat dimakan dari buah-buahan ini mengandung jumlah senyawa racun yang jauh lebih rendah dari yang terkandung di dalam biji atau lubang bagian tengahnya.
Masih menurut CDC, meski tubuh kita bisa mengatasi racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah selta bijinya.
Mengolah Makanan Cara lain menghindari efek sianida adalah dengan mengolah makanan dengan cara yang tepat sebelum dimakan. Sebagai contoh, kacang lima mentah mengandung linamarin. Linamarin adalah suatu senyawa yang ketika dikonsumsi lalu terurai di dalam tubuh akan diubah  hidrogen sianida. Memasak kacang lima selama 10 menit sudah cukup untuk membuatnya aman dikonsumsi. Atau kacang merah mentahyang mengandung racun phytohaemagglutinin. Ini juga bisa dinetralisir dengan cara memasaknya pada suhu didih selama 10 menit. Namun, memasak kacang merah di bawah suhu didih bisa melipatgandakan kandungan racun.
Di dalam 1.000 mikrogram vitamin B12 suplemen sianokobalamin mengandung 20 mikrogram sianida. Namun, menurut ahli gizi Jack Norris dari AS, jumlah sianida di dalam sianokobalamin, secara fisiologis aman dikonsumsi. Mikrogram adalah jumlah yang sangat kecil dibandingkan miligram, Ada 1.000 mikrogram di dalam satu miligram sehingga jumlah sianida di dalam suplemen B12 masih jauh di bawah dosis yang bisa dikatakan beracun. Sianida akan bereaksi lebih cepat jika dihirup dan karena itu lebih berbahaya. Menghirup gas sianida, ,terutama di ruang yang berventilasi buruk, memiliki potensi bahaya terbesar.
Umumnya, eksposur mematikan sianida adalah hasil dari kecelakaan alias perbuatan tidak disengaja atau bisa juga tindakan yang disengaja. Karena sifat racunnya yang sangat cepat, sianida umum digunakan dalam aksi terorisme dan pembunuhan.

Related Posts:

Bahaya Sianida Bagi Tubuh


Belakang kita sedang dihebohkan oleh kasus Mirna yang diduga karena keracunan sianida setelah meminum kopi yang mengakibatkan ia kejang, hilang kesadaran, lalu kemudian meninggal dunia.

Lantas, apa itu sianida dan bagaimana reaksi tubuh jika keracunan sianida? Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan jika masuk ke dalam tubuh.

Sianida biasanya dalam bentuk hidrogen sianida, yaitu cairan tidak berwarna atau menjadi berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan, dan dalam dosis besar dapat sangat fatal akibatnya.Dalam dosis tinggi, sianida akan sulit dikeluarkan oleh tubuh dan langsung masuk ke dalam pembuluh darah. Jika sianida masuk melalui sistem pencernaan, seperti lewat makanan atau minuman, kadar tertinggi sianida akan ditemukan di hati.

 Keracunan sianida dapat merusak sistem kardiovaskular, meningkatkan resistensi vaskuler, tekanan darah di dalam otak, sistem pernapasan, dan sistem susunan saraf pusat.

Sistem endokrin biasanya juga terganggu pada keracunan kronik sianida, efek keracunan sianida pun bisa terjadi sangat cepat atau hanya dalam hitungan menit bisa menyebabkan kematian.

Gejala Keracunan

Adapun gejala,awal keracunan sianida antara lain sesak napas, sakit kepala, serta perubahan perilaku, seperti cemas, agitasi, dan gelisah. Orang yang keracunan sianida juga akan banyak keluar keringat sehingga terasa gerah, warna kulit kemerahan, tubuh melemah, hingga mengalami vertigo.

Tanda lainnya, ketika sianida sudah menyebabkan penekanan pada susunan saraf pusat, orang yang keracunan bisa mengalami tremor, aritmia jantung, kejang-kejang, koma, penekanan pada pusatpernapasan, gagal napas, dan detak jantung berhenti.

Sianida sebenarnya dapat ditemukan dalam dosis rendah di alam maupun produk makanan. Sianida dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur, dan ganggang. Sianidajuga terkandung dalam asap rokok, asap kendaraan bermotor, hingga asap industri tambang.

Namun, dalam dosis sangat rendah, sianida yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi tiosianat sehingga lebih aman dan dapat diekskresikan atau dikeluarkan dari tubuh.

Related Posts:

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "